WIWITAN - PIDATO KEBUDAYAAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2014

Pidato kebudayaan ini merupakan langkah awal untuk memulai tahun 2014 sebagai tahun infrastruktur atau tahun fiskal pertama. Masalah yang disampaikan antara lain masalah kerusakan jalan, jembatan maupun infrastruktur sosial pedesaan menjadi prioritas pembangunan tahun pertama untuk menjadi dasar pijakan bagi jawaban kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah.
Melalui pengembangan infrastruktur yang partisipatif, Pemprov memfasilitasi subyek-subyek pembangunan yaitu rakyat Jawa Tengah dan stakeholders lain. Hal ini untuk memfokuskan pembangunan infrastruktur sebagai daya ungkit dan fasilitasi daya hidup perekonomian rakyat.
Untuk itu, ia mengajak kerjasama seluruh pemangku kebijakan tata kelola pemerintahan yang meliputi dunia akademisi, perusahaan, masyarakat ekonomi, masyarakat sipil maupun masyarakat politik untuk mengedepankan rembugan. "Mari rembugan dan bergotong-royong mewujudkan Jawa Tengah sejahtera dan berdikari. Mboten korupsi, mboten ngapusi (tidak korupsi, tidak bohong)," ujar Ganjar yang mengenakan kemeja putih lengan pendek dipadu celana jeans hitam ini.
Ganjar mengibaratkan periode awal kepemimpinannya bersama wakil gubernur Heru Sudjatmoko seperti dalam nilai tradisi ‘tedhak-siten’. Tedhak-siten sebagai upaya internalisasi makna nilai dasar kepribadian dalam identitas kebudayaan yang secara substantif mengajarkan tentang bagaimana laku dialogis atau rembugan antara manusia-manusia-alam dalam pembangunan. "Kami berdua (Ganjar-Heru) seumpama bayi pada masa turun dari gendongan. Masih balibul atau bawah lima bulan. Tedak-siten bagi gubernur yang baru terlahir harus bergaul, mider (keliling), berdialog, dan mengenal keberagaman warganya," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Ganjar mengungkapkan berbagai persoalan
jateng yang harus diatasi, diantaranya masih banyaknya pengangguran dan
kemiskinan di jateng. “Sudah nganggur tur mlarat. Ditengah tanah gemah ripah loh jinawi, masih banyak pemuda yang nganggur, jadi
pekerja kasar di negeri orang ini. ini pasti ada yang salah ” katanya.
Di samping itu arus urbanisasi dari pedesaan ke perkotaan tidak dapat
di bendung dengan cara apapun. Kepadatan ekonomi menjadi masalah utama
di perkotaan dan hanya sebagian kecil yang beruntung bisa menaklukkan
kota. Di sisi lain, desa tidak lagi menjanjikan. Di desa, para pemuda
dihadapkan dengan jenis pekerjaan fisik yang berat, tidak bergengsi dan
tidak menghasilkan banyak uang.
Dikatakan, agenda mendasar dalam pidato budaya, mengajak seluruh stake-holders tata kelola pemerintahan di Jawa Tengah untuk rembugan dan bergotong-royong mewujudkan Jawa Tengah sejahtera dan berdikari.
Gubernur menyambut tamu undangan Sedulur Sikep |
keren pidatonya bung...
BalasHapusby pengrajin batik tulis madura grosir, jual batik tulis madura