Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

MEMBENTUK GENERASI EMAS YANG BER-JIWA NUSANTARA

Perkembangan dunia yang makin pesat yang diimbangi sistem teknologi informasi yang kian canggih, sangat berdampak pada perkembangan anak-anak, khususnya anak - anak di usia emas. Efek dari itu semua banyak merubah karakter perkembangan sosial generasi penerus bangsa ini. Kondisi budaya dan sosial masyarakat bangsa kita semakin lama semakin memperihatinkan. Pola hidup hedoisme, individualisme, kekerasan, kemrosotan moral dan etika yang banyak dicontohkan oleh para elit politik, pejabat penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Untuk itu, dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai karakter kebangsaan dan ber jiwa nusantara, Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya Pusat Tegal menyelenggarakan sebuah pendidikan karakter untuk anak - anak dari usia dini sampai usia 15 tahun. Sebuah kegiatan yang bertajuk "Pelatihan Anak Alam Nusantara" ini diikuti sebanyak 82 anak. Selain diikuti anak - anak dari para Putera Trijaya, kegiatan ini juga diikuti oleh anak ...

KEKIDUNGAN MACAPAT MENGISI PERINGATAN AMBAL WARSA RGKPA

BATIN MENANGIS SAAT MELIHAT LAYONNYA DIRUKTI TIDAK SESUAI KEYAKINAN

Sangat disayangkan jika seseorang yang sudah memilih menjadi Putera Penghayat Murni (PPM) dan sudah dikukuhkan oleh RGKPA, yang dalam semasa hidupnya telah menjalani kehidupan supiritualnya sebagai Penghayat Murni tetapi pada saat berpulang menghadap sang pencipta tidak dirukti secara PPM. Sungguh  bersedihnya beliau yang sudah kondur melihat layonnya tidak dirukti sesuai keyakinan yang dijalani selama hidup sampai akhir hidupnya. Demikian disampaikan RG. KRA Suryaningrat II, Pembina Perguruan Trijaya dalam acara Caosan Peringatan 40 hari PW. Ang. Sugiyono. Dalam tata cara Pengrukti Layon yaitu tata cara pemakaman jenasah, bagi seorang penghayat murni sebagai penganut kepercayaan murni ajaran leluhur mempunyai tata cara sendiri. Tata cara pemakaman  berbeda dengan pemeluk agama lain, diantaranya yang utama adalah dalam pemakaian busana untuk layon yaitu berbusana adat jawa. Untuk laki-laki berbusana beskap lengkap dan perempuan mengenakan kebaya.   Peringat...

SASANA KASIDAN JATI PUN MENJADI SEBUAH PANGGUNG SENI BUDAYA NAN SPEKTAKULER

Gambar
Sasana Kasidan Jati , yang merupakan area pemakaman di Padepokan Wulan Tumanggal, disulap menjadi sebuah panggung seni budaya yang spektakuler. Perpaduan cahaya obor, senthir, dan modern lighting menciptakan berbagai warna indah melengkapi temaramnya kesegaran alam kaki lereng gunung Slamet.  Sebuah alunan musik keroncong mengiringi detik detik menjelang acara malam itu dimulai. Tepat pukul 8.45 malam Minggu Pon (15/11) acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan Mars AAN (Anak Alam Nusantara) dan dilanjutkan dengan doa. Rangkaian acara yang dibalut dalam berbagai tampilan seni budaya ini dipertunjukkan dalam acara Peringatan 2 tahun RG. KPA. EK. Giripati Suryaningrat (RGKPA) Kondur Wonten Ngarsa Gusti Ingkang Maha Agung.   Satu persatu beberapa puisi karya Beliau dikumandangkan, memecah sunyi dan menyentuh kalbu. Puisi puisi tersebut diantaranya berjudul Persembahan buat Semua Putera Tegal, Aku ingin bersamamu, dan Balada Nusantara, yang masing - ...

HARI RAYA SURA 1949 J / 2015 M

Gambar
Selama 3 (tiga) hari Peringatan dan Perayaan Hari Raya Sura (HRS) 1949 J / 2015 M dilaksanakan secara meriah dan sakral. Rangkaian acara yang di mulai pada hari Senin Wage s/d Rabu Legi, 12 - 14 Oktober 2015 ini dilaksanakan di Sasana Padepokan Wulan Tumanggal, lereng barat kaki Gunung Slamet. Event sekali dalam satu tahun ini sudah menjadi upacara adat dan tradisi masyarakat jawa pada umumnya termasuk di Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya - Pusat Tegal, sekaligus menjadi Hari Raya bagi warga Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan yang merangkai beb erapa acara ini meliputi kegiatan yang bersifat keilmuan/spritual, organisasi dan kemasyarakatan. "Grebeg Suro" menjadi acara puncak pada setiap peringatan HRS. Sebagai bentuk rasa syukur atas segala pemberian Gusti Ingkang Maha Agung maka pada akhir acara Grebeg Suro ini, semua hasil bumi dan raja kaya yang telah digrebeg diperebutkan oleh semua peserta grebeg yang ada di lokasi tersebut, ...