RENUNGAN SUCI PERINGATAN AMBAL WARSA BUNG KARNO KE 114
Jumat Kliwon malam Sabtu Legi (5/6), Sebuah acara Renungan Suci dalam rangka memperingati ambal warsa Bung Karno yang ke 114. Acara yang
dipersiapkan dengan sederhana dalam ruangan yang sangat sempit karena telah
berubah menjadi ruko disekelilingnya, saya tidak faham kenapa
lingkungan penjara Banceuy yang sangat bersejarah bagi bangsa kini
tersisa hanya sepetak ruangan kecil diantara deretan ruko/ pertokoan,
Malam semakin temaram ketika aku memasuki ruang acara, yang pertama
aku lihat patung sosok Bung Karno duduk memegang buku dan alat tulis dalam
posisi tumpang kaki. Disekelilingnya ada 114 lilin yang belum menyala. Kutengok arah kanan dan kulihat satu satunya bangunan kecil berukuran 210cm x 146cm dengan tinggi 250cm.
Setelah aku tanya, itu bangunan tempat beliau dulu dipenjarakan. Aku terhenyak dan terbelalak kaget, betapa tidak dalam bangunan yang sekecil itu bertahun tahun beliau disekap. Akupun penasaran kutengok gerangan ada apa didalamnya. Dipan kecil ditutup tikar pandan yang sudah lusuh dan bantal putih yang sudah berubah warna kecoklatan, anganku melayang jauh kebelakang dalam kesempitan penjara itu namun semangat perjuangan beliau merengkuh seluruh jagat nusantara dengan pemikiran Akan dibagaimanakan INDONESIA.
Pukul 21.00 acara dimulai diawali padamnya seluruh ruang acara. Kumandang MC membimbing rangkaian acara hingga prosesi penyalaan API SUCI satu per satu. Komponen pecinta Bung Karno menyalakan lilin lilin disekitar patung beliau. Sangat menyentuh ketika iringan lagu "Syukur" mengalun berbareng menyalanya 114 lilin hingga ruangan yang gelap menjadi merona merah sinar lilin.
Di penghujung acara muncul sesosok perempuan berkerudung berdiri diantara lilin lilin geraknya mundar mandir. Apa yang akan dilakukanya tanyaku, wow sederet dialog antara Bung Karno dan Ibu Inggit dia ucapkan, fasih dan berurutan. Kagum sekagum kagumnya aku, seakan diriku dibawa oleh waktu yang mundur sekian tahun yang lalu mendengarkan kisah cinta beliau yang becampur bahana perjuangan untuk memerdekakan Indonesia. Hadirin semua diam tak ada yang bersuara hingga usai cerita dan diahiri tepuk tangan yang meriah pukul 00.00
Pukul 12 malam semua peserta meninggalkan ruang acara, tinggal aku, Ketua KEIMANAN (Pt. Aryanto, AAN), Sekretaris DPP (Pt. Risnanto BA, AAN), Pt. Anin, AAN, Pt. Asep Ardi dan Ua. Dirman serta beberapa orang. Aku menyempatkan waktu untuk masuk ke dalam bekas penjara beliau, aku bersujud didalam begitu pula ketua KEIMANAN.
Usai acara aku merasa lapar dan menyempatkan makan di warung perkedel bondon, kenyang dan ada evaluasi kegiatan... biasa Ua Dirman.
Pukul 02.00 (Sabtu dini hari) aku pamit pulang dengan sejuta bayang dan angan sampai rumah (Salem ) pukul 07.00 tentunya istirahat sampai jam 10.00. Berangkat ke WT (Padepokan Wulan Tumanggal) dan langsung ke Wanarata untuk caosan mitoni. Maturnuwun. Rahayu.
Setelah aku tanya, itu bangunan tempat beliau dulu dipenjarakan. Aku terhenyak dan terbelalak kaget, betapa tidak dalam bangunan yang sekecil itu bertahun tahun beliau disekap. Akupun penasaran kutengok gerangan ada apa didalamnya. Dipan kecil ditutup tikar pandan yang sudah lusuh dan bantal putih yang sudah berubah warna kecoklatan, anganku melayang jauh kebelakang dalam kesempitan penjara itu namun semangat perjuangan beliau merengkuh seluruh jagat nusantara dengan pemikiran Akan dibagaimanakan INDONESIA.
Pukul 21.00 acara dimulai diawali padamnya seluruh ruang acara. Kumandang MC membimbing rangkaian acara hingga prosesi penyalaan API SUCI satu per satu. Komponen pecinta Bung Karno menyalakan lilin lilin disekitar patung beliau. Sangat menyentuh ketika iringan lagu "Syukur" mengalun berbareng menyalanya 114 lilin hingga ruangan yang gelap menjadi merona merah sinar lilin.
Di penghujung acara muncul sesosok perempuan berkerudung berdiri diantara lilin lilin geraknya mundar mandir. Apa yang akan dilakukanya tanyaku, wow sederet dialog antara Bung Karno dan Ibu Inggit dia ucapkan, fasih dan berurutan. Kagum sekagum kagumnya aku, seakan diriku dibawa oleh waktu yang mundur sekian tahun yang lalu mendengarkan kisah cinta beliau yang becampur bahana perjuangan untuk memerdekakan Indonesia. Hadirin semua diam tak ada yang bersuara hingga usai cerita dan diahiri tepuk tangan yang meriah pukul 00.00
Pukul 12 malam semua peserta meninggalkan ruang acara, tinggal aku, Ketua KEIMANAN (Pt. Aryanto, AAN), Sekretaris DPP (Pt. Risnanto BA, AAN), Pt. Anin, AAN, Pt. Asep Ardi dan Ua. Dirman serta beberapa orang. Aku menyempatkan waktu untuk masuk ke dalam bekas penjara beliau, aku bersujud didalam begitu pula ketua KEIMANAN.
Usai acara aku merasa lapar dan menyempatkan makan di warung perkedel bondon, kenyang dan ada evaluasi kegiatan... biasa Ua Dirman.
Pukul 02.00 (Sabtu dini hari) aku pamit pulang dengan sejuta bayang dan angan sampai rumah (Salem ) pukul 07.00 tentunya istirahat sampai jam 10.00. Berangkat ke WT (Padepokan Wulan Tumanggal) dan langsung ke Wanarata untuk caosan mitoni. Maturnuwun. Rahayu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Coretan Perjalanan Ketua Umum DPP Perguruan Trijaya PW. Ang. KRT. K. Tejo Sulaksana
di acara Renungan Suci Bung Karno 114 di Penjara Banceuy Bandung.
Komentar
Posting Komentar