MENGHARUKAN DAN MEMBANGGAKAN,16 ANAK ALAM NUSANTARA TUNJUKKAN KEMAMPUANNYA
Gesit, tangkas dan penuh kekuatan. Begitu yang tampak dari 16 penari Kalang cilik yang tampil semalam. Gerak tari yang sarat dengan nilai - nilai spiritual dan nasionalisme ini merupakan gabungan tiga elemen pokok yaitu olah raga, olah rasa dan olah jiwa. Dikemas dalam sebuah rangkaian gerak indah yang seirama dan selaras dengan iringan kendang pencak. Arah gerakan dan pandangan mereka pun menyempurnakan tarian spritual ini.
Tari Kalang yang biasanya ditampilkan oleh orang dewasa kali ini diperagakan oleh anak - anak usia SD-SMP yang tergabung dalam AAN (Anak Alam Nusantara) Perguruan Trijaya. Anti, anak usia 7 tahun pasangan Pt. Tarlas dan Pt. Yuliani yang berasal dari Jakarta ini merupakan penari kalang terkecil. Tak sedikit beberapa penonton pun tampak berkaca-kaca matannya, menangis terharu. Apalagi orang tua mereka yang menyaksikan tampilan anaknya menarikan Tari kalang ini. Kebanyakan mereka banyak disibukkan dengan persiapan kegiatan dan tidak menyangka anak-anak mereka berlatih tari kalang ini untuk ditampilkan diatas sebuah panggung spektakuler serta mampu menampilkannya dengan kelengkapan unsur, baik gerakan, hentakan, dan penjiwaan yang mampu munculkan kekuatan dalam sebuah Tari Kalang.
"Untuk bisa Tari Kalang kami belajar bertahun - tahun, bahkan untuk melengkapi semua unsur didalamnya sehingga mampu memunculkan kekuatan dan kemampuan spiritualnya pun tidaklah mudah" ungkap Pt. Wisnu, biasa dipanggil Nunu yang merupakan Penari sekaligus Pelatih Tari Kalang untuk para AAN tersebut. Mereka belajar pertama kali pada saat Pelatihan AAN yang diadakan akhir Desember Tahun lalu, dan dipoles terakhir beberapa jam sebelum mereka tampil, dan hasilnya semua Putera dan penonton yang mampu mengampal pasti mengetahuinya, sungguh meraka membanggakan, tambahnya.
Tari Kalang khas Perguruan Trijaya yang merupakan karya RG. KPA. EK Giripati Suryaningrat (Pendiri dan Pembina Pertama Perguruan Trijaya) ini dipertunjukkan pada malam resepsi Ulang Tahun Emas Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya - Pusat Tegal, yang diadakan semalam (7/2) di Padepokan Wulan Tumanggal.
Acara ini dihadiri oleh Dra.Atik Surniati,Si,MSc dari Badan Kesbangpolinmas Jawa Tengah, dimana membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah yang berhalangan hadir, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Eny Haryanti, S.Pd, M.Pd, Kasrem 071 Wijayakusuma Letkol Inf Jefson Marisano, S.SIP, Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Tegal Agus Sunarjo, BA, Kasdim 0712/Tegal Mayor Inf Yuli Setiyono S.Pd, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Dra. Suspriyanti, MM, Camat Bojong, dan Kepala Desa Dukuhtengah.
Kemeriahan panggung pentas seni budaya di Gedung Serba Guna "SAMORA" Padepokan Wulan Tumanggal ini terasa lengkap dengan beberapa tampilan seni budaya. Diantaranya Tari Gatotkaca, Tari Endel yang merupakan tarian khas asal Kabupeten Tegal, Tari Jaipong dari Sanggar Tari Mayang Binangkit Tasikmalaya, dan Tari Beskalan dibawakan oleh Dwi Nurul, Karina Maharani, serta Tari Bapang oleh Fima Yuda Prawira, Dimas Bagus yang mana mereka berempat adalah mahasiswa STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya.
Tari Kalang yang biasanya ditampilkan oleh orang dewasa kali ini diperagakan oleh anak - anak usia SD-SMP yang tergabung dalam AAN (Anak Alam Nusantara) Perguruan Trijaya. Anti, anak usia 7 tahun pasangan Pt. Tarlas dan Pt. Yuliani yang berasal dari Jakarta ini merupakan penari kalang terkecil. Tak sedikit beberapa penonton pun tampak berkaca-kaca matannya, menangis terharu. Apalagi orang tua mereka yang menyaksikan tampilan anaknya menarikan Tari kalang ini. Kebanyakan mereka banyak disibukkan dengan persiapan kegiatan dan tidak menyangka anak-anak mereka berlatih tari kalang ini untuk ditampilkan diatas sebuah panggung spektakuler serta mampu menampilkannya dengan kelengkapan unsur, baik gerakan, hentakan, dan penjiwaan yang mampu munculkan kekuatan dalam sebuah Tari Kalang.
"Untuk bisa Tari Kalang kami belajar bertahun - tahun, bahkan untuk melengkapi semua unsur didalamnya sehingga mampu memunculkan kekuatan dan kemampuan spiritualnya pun tidaklah mudah" ungkap Pt. Wisnu, biasa dipanggil Nunu yang merupakan Penari sekaligus Pelatih Tari Kalang untuk para AAN tersebut. Mereka belajar pertama kali pada saat Pelatihan AAN yang diadakan akhir Desember Tahun lalu, dan dipoles terakhir beberapa jam sebelum mereka tampil, dan hasilnya semua Putera dan penonton yang mampu mengampal pasti mengetahuinya, sungguh meraka membanggakan, tambahnya.
Tari Kalang khas Perguruan Trijaya yang merupakan karya RG. KPA. EK Giripati Suryaningrat (Pendiri dan Pembina Pertama Perguruan Trijaya) ini dipertunjukkan pada malam resepsi Ulang Tahun Emas Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya - Pusat Tegal, yang diadakan semalam (7/2) di Padepokan Wulan Tumanggal.
Acara ini dihadiri oleh Dra.Atik Surniati,Si,MSc dari Badan Kesbangpolinmas Jawa Tengah, dimana membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah yang berhalangan hadir, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Eny Haryanti, S.Pd, M.Pd, Kasrem 071 Wijayakusuma Letkol Inf Jefson Marisano, S.SIP, Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Tegal Agus Sunarjo, BA, Kasdim 0712/Tegal Mayor Inf Yuli Setiyono S.Pd, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Dra. Suspriyanti, MM, Camat Bojong, dan Kepala Desa Dukuhtengah.
Kemeriahan panggung pentas seni budaya di Gedung Serba Guna "SAMORA" Padepokan Wulan Tumanggal ini terasa lengkap dengan beberapa tampilan seni budaya. Diantaranya Tari Gatotkaca, Tari Endel yang merupakan tarian khas asal Kabupeten Tegal, Tari Jaipong dari Sanggar Tari Mayang Binangkit Tasikmalaya, dan Tari Beskalan dibawakan oleh Dwi Nurul, Karina Maharani, serta Tari Bapang oleh Fima Yuda Prawira, Dimas Bagus yang mana mereka berempat adalah mahasiswa STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya.
Komentar
Posting Komentar