LOMBA TARI KALANG AAN, MERIAHKAN PAKSI KENCANA 2016
Sebanyak 16 AAN (Anak Alam Nusantara) ikut andil dalam lomba Tari Kalang AAN di Padepokan Wulan Tumanggal, Minggu Wage malam Senin Kliwon (25/12). Dari ke 16 peserta tersebut diambil 6 penampil terbaik dalam memperagakan sebuah tari bela diri karya besar RGKPA tersebut.
Selain mendapatkan trophy dan piagam, mereka juga memperoleh uang pembinaan. "Semua peserta yang tidak masuk menjadi juara juga mendapatkan uang pembinaan, karena kita tahu untuk tampil di atas panggung dibutuhkan keberanian yang tinggi bagi anak anak, dan kita apresiasi itu", jelas Romo Guru KRA Suryaningrat II, Pembina Perguruan Trijaya yang lebih akrab disapa dengan Romo Panji.
Lomba Tari Kalang AAN ini digelar dalam kegiatan besar, yaitu Paksi Kencana 2016. Kegiatan ini merupakan rangkaian 3 hari resepsi keluarga Romo Panji yang punya hajat menyunatkan putera bungsu beliau yang bernama Elang Rahdite Paksi (11) atau yang biasa dipanggil Radit. Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat Pahing (23/12) sampai dengan Senin Kliwon (26/12).
Di hari pertama, diisi dengan mandi curug dan dilanjutkan dengan Kirab Sisisangaan dan Kentongan. Pada kirab ini, dik Radit dikirab dengan manaiki sisingaan dan diikuti oleh 4 anak anak lain sebagai pendamping. Musik pengiringnya adalah kelompok Kentongan dari Cirebon.
Setelah kirab, pukul 5 sore dilanjutkan dengan prosesi siraman dan ruwatan. Prosesi ritual yang berada di Curug Wulan Tumanggal ini dipimpin langsung oleh Romo Panji. Selesai meruwat dik Radit, Romo Panji memberikan apresiasi kepada seluruh pendamping dan pengiring siraman dik Radit, yaitu melakukan puputan kepada siapapun yang ikut dalam prosesi siraman dan ruwatan tersebut. Suasana sakralpun seakan berlangsung lama saat satu persatu para peserta dipuput oleh Romo Panji hingga terbenamnya matahari.
Selesai acara tersebut, dilanjutkan dengan Caosan. Seperti biasa, caosan ini berlangsung hingga pagi hari. Peserta caosan dibagi 4 kelompok yang secara bergantian melaksanakan sujudan di Sasana Nunggalati. Ditutup caosan jam 5 pagi, dimulailah proses sunatan dik Radit. Dr Bambang Agustyo dari Demak yang mendapat kesempatan untuk menyunat dik Radit. Dr Tyok (panggilan akrabnya) ini adalah dokter yang sama yang telah menyunat ke 2 kakak dik Radit, mas Risang dan mas Rey.
Selain mendapatkan trophy dan piagam, mereka juga memperoleh uang pembinaan. "Semua peserta yang tidak masuk menjadi juara juga mendapatkan uang pembinaan, karena kita tahu untuk tampil di atas panggung dibutuhkan keberanian yang tinggi bagi anak anak, dan kita apresiasi itu", jelas Romo Guru KRA Suryaningrat II, Pembina Perguruan Trijaya yang lebih akrab disapa dengan Romo Panji.
Lomba Tari Kalang AAN ini digelar dalam kegiatan besar, yaitu Paksi Kencana 2016. Kegiatan ini merupakan rangkaian 3 hari resepsi keluarga Romo Panji yang punya hajat menyunatkan putera bungsu beliau yang bernama Elang Rahdite Paksi (11) atau yang biasa dipanggil Radit. Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat Pahing (23/12) sampai dengan Senin Kliwon (26/12).
Di hari pertama, diisi dengan mandi curug dan dilanjutkan dengan Kirab Sisisangaan dan Kentongan. Pada kirab ini, dik Radit dikirab dengan manaiki sisingaan dan diikuti oleh 4 anak anak lain sebagai pendamping. Musik pengiringnya adalah kelompok Kentongan dari Cirebon.
Setelah kirab, pukul 5 sore dilanjutkan dengan prosesi siraman dan ruwatan. Prosesi ritual yang berada di Curug Wulan Tumanggal ini dipimpin langsung oleh Romo Panji. Selesai meruwat dik Radit, Romo Panji memberikan apresiasi kepada seluruh pendamping dan pengiring siraman dik Radit, yaitu melakukan puputan kepada siapapun yang ikut dalam prosesi siraman dan ruwatan tersebut. Suasana sakralpun seakan berlangsung lama saat satu persatu para peserta dipuput oleh Romo Panji hingga terbenamnya matahari.
Selesai acara tersebut, dilanjutkan dengan Caosan. Seperti biasa, caosan ini berlangsung hingga pagi hari. Peserta caosan dibagi 4 kelompok yang secara bergantian melaksanakan sujudan di Sasana Nunggalati. Ditutup caosan jam 5 pagi, dimulailah proses sunatan dik Radit. Dr Bambang Agustyo dari Demak yang mendapat kesempatan untuk menyunat dik Radit. Dr Tyok (panggilan akrabnya) ini adalah dokter yang sama yang telah menyunat ke 2 kakak dik Radit, mas Risang dan mas Rey.
Komentar
Posting Komentar