KISEMAR, CARA MERAWAT INDONESIA DAN BHAKTI KITA PADA IBU PERTIWI

Dengan Sinergitas antar sesama pihak, akan terbangun kerjasama yang dapat saling mengisi. Padepokan bukan hanya untuk kanuragan, atau sekedar dimintai restu, tapi sekaligus ngelingke dan mencerahkan, nduduhke endi sing olo endi sing becik, Kebenaran moralitas dan integritas yang bermuara pada kehidupan yang sesuai dengan tujuan kehidupan dan esensi berbangsa dan bernegara. Inilah bagian dari KISEMAR, cara kita merawat Indonesia dan bhakti kita pada Ibu Pertiwi.

Itulah bait terakhir dari sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada Amanat Pembina Upacara dalam rangka Kegiatan Sebelas Maret (KISEMAR) 2017 yang dibacakan oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat, Setda Provinsi Jawa Tengah, Drs. Supriyono, MM, Sabtu Kliwon 11 Maret 2017.

Upacara Bendera tersebut digelar di Lokaji Nusantara, yaitu sebuah lapangan yang berada di Padepokan Wulan Tumanggal. Upacara ini merupakan agenda rutin yang diadakan Perguruan Trijaya sebagai peringatan akan salah satu hari yang bersejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia, dimana sebuah keteladanan ditunjukkan oleh seorang pemimpin bangsa yang dengan jiwa besarnya, secara legawa menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada generasi yang lebih muda,

Terlihat beberapa tamu yang hadir pada upacara bendera tersebut antara lain Kepala Sub Bagian Pendidikan, Kebudayaan dan Perpustakaan, Biro Kesra Setda Provinsi Jawa Tengah, Eny Haryanti, S.Pd. M.Pd, Kepala Kesbangpol dan linmas Kabupaten Tegal, Drs. Agus Sunarjo, MM, Camat Bojong, Muktarom, S.IP, Kapolsek Bojong AKP. Sugeng Subagyo, SH, Danramil Bojong Kapt. Inf. Fathurrohman, dan Kepala Desa Dukuhtengah, Kustinah.

Usai upacara bendera, sebuah tari yang bernama Tari Kalang, secara serentak ditampilkan oleh beberapa putera. Tari Kalang ini adalah salah satu karya Romo Guru KPA. EK Giripati Suryaningrat, pendiri sekaligus pembina pertama Perguruan Trijaya Padepokan Argasonya Pusat Tegal.

Yang dinantikan setiap tampilan tari kalang, adalah ampal-ampalan. Tari Kalang merupakan jenis tari beladiri. Setiap gerakannya merupakan pengembangan jurus dimana telah dipelajari dalam olah kanuragan para Putera Tegal, menjadi sebuah gerak tari yang indah, namun sarat dengan kekuatan. Oleh sebab itu menjadi sebuah rutinitas dan sekaligus pertunjukkan yang menarik, selesai tari kalang dilanjutkan dengan ampal-ampalan. 

Setelah tampilan Tari Kalang, dilanjutkan dengan pemasangan tempat sampah secara simbolis oleh pembina upacara. Tempat sampah yang berjumlah 10 set ini ( organik dan anorganik ) merupakan sumbangan dari Kelompok Intelektual Muda Anak Alam Nusantara atau yang disingkat dengan KEIMANAN dimana tanggal 11 Maret 2017 tepat berulang tahun yang ke 10. Ke sepuluh tempat sampah tersebut dipasang secara merata di tempat-tempat yang setrategis dalam Padepokan Wulan Tumanggal.


LOMBA FOTO, SUKURAN, NYEKAR DAN KERJA BAKTI

Untuk memeriahkan KISEMAR 2017 ini, KEIMANAN yang merupakan panitia penyelenggara kegiatan menggelar lomba foto dengan tema menampilkan bagian yang terjelek di Padepokan Wulan Tumanggal. Ide lomba tersebut berdasarkan arahan dari Pembina Perguruan Trijaya, Romo Guru KRA Panji Suryanigrat II. Ada 2 kategori dalam lomba foto ini, yaitu kategori foto terbaik dengan menampilkan bagian terjelek di Padepokan Wulan Tumanggal. Dan yang kedua adalah kategori hasil foto dengan menampilkan posisi pengambilan foto (angle) terunik.

Pada malam harinya diadakan sukuran ulang tahun KEIMANAN yang ke 10. Sukuran yang berupa pemotongan tumpeng ini juga diikuti oleh Ketua Umum DPP Perguruan Trijaya KRT. PW. Ang. K Teja Sulaksana yang berulang tahun ke 60, dan salah satu keluarga Perguruan Trijaya, Tatan Setiawan yang berulang tahun ke 44. Pemotongan tumpeng dilakukan oleh Nini Kartika dan oleh Romo Guru diberikan kepada Kepala Bidang (Kabid) KEIMANAN, PAC. Aryanto, AAN, S.Hut.



Sukuran kali ini dimeriahkan tampilan 3 (tiga) tarian daerah. Yaitu tari Gatotkaca yang dibawakan oleh mas Priambodo sebagai pembuka acara sukuran. Tari yang kedua adalah Topeng Endel yang merupakan tarian khas Kabupaten Tegal. Tari ini dibawakan secara apik oleh 2 (dua) pelajar putri dari SMK N 1 Bumijawa.

Berikutnya  adalah tari Geol Denok. Tari kreasi dari kota Semarang ini ditampilkan oleh Ikha Sulis Setyaningrum, mahasiswi Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tengah melakukan riset Tari Kalang Perguruan Trijaya. Ikha juga pernah menjadi salah satu finalis ajang bakat Indonesia Menari yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional tahun lalu, mewakili kota Semarang.

Hari Berikutnya, Minggu Legi 12 Maret 2017, Kegiatan dilanjutkan dengan nyekar dan kerja bakti. Nyekar di Astanalaya Kasidanjati, yang merupakan lokasi pesarean RG. KPA. EK Giripati Suryaningrat ini diikuti oleh pengurus lengkap, sebagian anggota KEIMANAN, dan AAN, serta didampingi oleh Nini Kartika. Sujudan nyekar dipimpin oleh Kabid KEIMANAN.

Kerja bakti yang dimaksud adalah revitalisasi sekretariat KEIMANAN yang terletak di depan Padepokan Wulan Tumanggal, tepatnya di Jln. Garuda No. 7 Desa Dukuhtengah, Bojong, Kabupaten Tegal. Sekretariat ini sengaja dibersihkan dan ditata ulang untuk difungsikan kembali sebagai pusat informasi & komunikasi para anggota KEIMANAN dan AAN disetiap kegiatan yang diadakan di Padepokan Wulan Tumanggal.


































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan AK Perjalanan Kota Bekasi di Padepokan Wulan Tumanggal

Berkah Tahun Baru untuk warga sekitar Padepokan Wulan Tumanggal