Sikapi Pandemi Virus Corona, Pembina Perguruan Trijaya instruksikan Laku Spiritual Tolak Balak
Instruksi/Dawuh Romo Guru tersebut disampaikan pada Minggu Pahing (22/3) di tempat kediaman beliau, Padepokan Nusa Indah, Bekasi. Sedangkan bentuk laku tolak balak yang beliau maksud berupa Laku Neptu 40 ditambah Neptu 13/39.
Laku ini dilaksanakan selama 3 hari di neptu 40 dan 13/39 yang diisi dengan sujudan yang dilaksanakan dari pukul 21.00 hingga pukul 01.00 di setiap malam selama neptu tersebut. Pelaksanaan sujudan sekitar 10 -15 menit setiap jamnya. Interval waktu ke jam sujudan berikutnya diisi dengan sarasehan atau kegiatan positif lainnya.
Pelaksana Laku tersebut adalah para Putera yang punya weton (hari lahir) didalam rangkaian neptu 40 maupun 13/39, Pengurus Pusat, PPM, Pengurus Daerah dan Senior Perguruan Trijaya. Sedangkan seluruh Putera berkewajiban untuk membantu pelaksanaan laku dilingkunganya/daerah tempat pelaksanaan.
Laku tersebut dilakukan secara bersama di salah satu Padepokan (Argasonya, Wulan Tumanggal, Nusa Indah), Sekretariat Daerah, atau di rumah salah satu Putera yang ditunjuk dan disepakati bersama.
Arahan tersebut disampaikan Romo Guru dalam pembinaan Manharabah Rifaat di Padepokan Wulan Tumanggal, pada malam Minggu Wage tanggal 29 Maret 2020, yang juga merupakan malam terakhir Laku Neptu 40 tahap pertama. Laku tahap pertama dilaksanakan pada Jumat Pahing hingga Minggu Wage (27-29 Maret 2020).
Sedangkan Laku tahap ke 2 (dua) juga telah terlaksana pada Sabtu Kliwon hingga Senin Pahing (4-6 April 2020). untuk tahap berikutnya (3) yaitu Selasa Kliwon hingga Kamis Pahing (neptu 40) dan dilanjutkan tahap ke 4 yaitu Jumat Pon hingga Minggu Kliwon yang merupakan Neptu 39. Begitu seterusnya pada rangkaian hari di neptu 40 dan 39.
Selama laku tersebut, Romo Guru juga menghimbau untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah diantaranya memakai masker, sering cuci tangan dengan sabun, penyemprotan hand sanitizer/disinfektan dan meningkatkan komunikasi diantara para Putera tentang kesehatan masing-masing dengan membentuk gugus tugas Covid-19.
Ini merupakan usaha yang mungkin sangat kecil untuk bangsa dan negara, namun dengan melaksanakan laku spiritual ini, diharapkan pagebluk yang menimpa bangsa ini segera sirna dan memberikan keselamatan untuk kehidupan di muka bumi. (BP)
Pelaksana Laku tersebut adalah para Putera yang punya weton (hari lahir) didalam rangkaian neptu 40 maupun 13/39, Pengurus Pusat, PPM, Pengurus Daerah dan Senior Perguruan Trijaya. Sedangkan seluruh Putera berkewajiban untuk membantu pelaksanaan laku dilingkunganya/daerah tempat pelaksanaan.
Laku tersebut dilakukan secara bersama di salah satu Padepokan (Argasonya, Wulan Tumanggal, Nusa Indah), Sekretariat Daerah, atau di rumah salah satu Putera yang ditunjuk dan disepakati bersama.
Arahan tersebut disampaikan Romo Guru dalam pembinaan Manharabah Rifaat di Padepokan Wulan Tumanggal, pada malam Minggu Wage tanggal 29 Maret 2020, yang juga merupakan malam terakhir Laku Neptu 40 tahap pertama. Laku tahap pertama dilaksanakan pada Jumat Pahing hingga Minggu Wage (27-29 Maret 2020).
Sedangkan Laku tahap ke 2 (dua) juga telah terlaksana pada Sabtu Kliwon hingga Senin Pahing (4-6 April 2020). untuk tahap berikutnya (3) yaitu Selasa Kliwon hingga Kamis Pahing (neptu 40) dan dilanjutkan tahap ke 4 yaitu Jumat Pon hingga Minggu Kliwon yang merupakan Neptu 39. Begitu seterusnya pada rangkaian hari di neptu 40 dan 39.
Selama laku tersebut, Romo Guru juga menghimbau untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah diantaranya memakai masker, sering cuci tangan dengan sabun, penyemprotan hand sanitizer/disinfektan dan meningkatkan komunikasi diantara para Putera tentang kesehatan masing-masing dengan membentuk gugus tugas Covid-19.
Ini merupakan usaha yang mungkin sangat kecil untuk bangsa dan negara, namun dengan melaksanakan laku spiritual ini, diharapkan pagebluk yang menimpa bangsa ini segera sirna dan memberikan keselamatan untuk kehidupan di muka bumi. (BP)
Komentar
Posting Komentar